Malam itu hujan
Angin bikin tirai warung kopi berkibar pelan, dan satu-satunya cahaya cuma datang dari layar-layar ponsel yang menyala di meja. Tiga orang duduk melingkar, masing-masing menunduk. Musik dari game mengalun samar, tapi yang bikin deg-degan bukan musiknya, melainkan kemunculan tiga tile gelap yang disebut-sebut sebagai scatter hitam.
Lebih dari Sekadar Game
Kak Doni kerja di kantor kelurahan. Tiap hari ngurus warga yang ngotot minta surat domisili tanpa fotokopi KTP. Tapi dia gak pernah marah. Karena dalam kepalanya, ada semacam countdown menuju jam pulang. Dan setiap pulang, ritual yang sama terulang: colok charger, cari sinyal, buka Mahjong Ways 2, pasang headset, dan diam.
Scatter Hitam, Kenapa Begitu Sakral?
Bukan soal menang atau kalah. Buat dia, game ini jadi semacam jembatan sunyi ke dunia yang lebih absurd. Tile-tile itu jatuh dengan irama yang anehnya bisa bikin rileks. Apalagi kalau scatter hitam tiba-tiba nongol. Deg-degan, iya. Tapi juga ada rasa yang sulit dijelaskan. Kayak dikasih sinyal bahwa dunia belum sejahat yang tadi siang terasa.
Hiburan yang Tidak Menuntut Apa-Apa
“Kalau scatter hitam nongol, itu artinya harapan masih hidup,” kata Kak Doni suatu malam sambil nyeruput kopi sachet. Kalimatnya kedengaran berlebihan, tapi setelah lo denger cerita hidupnya, mungkin bisa maklum. Dia pernah kehilangan motor, ditipu saudara, dan dijanjikan naik jabatan tiga kali. Tapi tetap sabar. Dan mungkin, hanya lewat tile gelap itu, dia ngerasa dunia akhirnya balik ngasih sesuatu.
Game Ini Gak Punya Ending
Scatter hitam itu bukan cuma soal bonus atau pengganda. Tapi soal sensasi ditatap oleh algoritma yang entah kenapa, kali ini berpihak. Kadang muncul dua kali berturut-turut, kadang nyaris jadi tapi kabur. Semua itu membentuk semacam mitologi pribadi. Kak Doni percaya, scatter lebih sering muncul kalau main di bawah kipas yang bunyinya pelan dan stabil. Aneh? Bisa jadi. Tapi itu bikin dia betah.
Dan mungkin...
Dari semua pilihan hiburan yang ada di genggaman, Mahjong adalah satu-satunya yang gak menghakimi. Gak nyuruh upgrade. Gak nanyain kenapa belum menikah. Gak peduli lo kerja apa. Selama ubin masih jatuh, selama scatter masih bisa muncul, selama itu pula Kak Doni merasa: hidup ini, ya... masih bisa ditungguin.